Jumat, 07 September 2012

Tentang kemungkinan yang harus diceritakan.


Ijinkan aku sejenak bercerita tentang kemungkinan. Kemungkinan-kemungkinan yang mungkin kita satukan. Atau mungkin, kemungkinan yang memisahkan kita.
Kita mungkin akan menempuh perjalanan jauh, bersama melewati berbagai jalan yang sebelumnya tak pernah kita tempuh. Mungkin kita akan berhenti sejenak di tengah perjalanan. Mengistirahatkan kemungkinan-kemungkinan.
Mungkin kita akan memilih untuk berjalan sendiri, meneruskan perjalanan kemungkinan masing-masing. Dan pada akhirnya harus berpisah sebab kemungkinan kemungkinan mengharuskan berpisah.
Selalu ada kemungkinan, untuk kita rawat atau matikan.
Mungkin, teramat mungkin.
#percakapandiamdiam 


Sadar lah..

''akupun. kalau-kalau kau menunggu jika ada pesan dariku. entah itu rindu, entah itu tak tahu.''
 tenang. aku tidak bilang siapa-siapa kalau aku merindukanmu. apa kau juga begitu?
aku ingin kita tetap setenang dua orang asing, lalu mencuri pandang sementara berpura-pura menatap dinding
jika nanti aku mengirim pesan, ketahuilah aku merindumu. karena itu adalah kekalahan, dari aku yang menolak mengingatmu.
lalu, pada siapa kita menulis pesan? kepada Tuhan? atau pada dedaun jatuh yang merindukan hujan?
Ada saatnya cerita manusia harus disinambungkan ke dalam perjalanan riwayat yang serba diam … dalam keheningan yang sebenarnya serba kebak kepenuhan. 
akan ada waktu dimana kita sama-sama mengingat, dalam beberapa kenangan yang (mungkin) masih kita ingat, menerjemahkan nubuat dan melafalkannya selepas tahiyat. disaat itu, aku merindumu dengan teramat sangat, dalam air mata yang tak lagi pekat.
tuliskan sebuah kata, biar aku yang menemukan makna. biar aku yang melukiskan rasa apa-apa yang mesti kita lupa.
menatapmu kerinduan, yang Tuhan duakan dalam setiap pertemuan. kepergianmu adalah pesan, bahwa hanya aku yang kesepian.
maka biarlah perasaan menuntun kita pada kenyataan, bahwa aku mencintaimu dalam diam;

^^a
 
 
 
 
 
 
 
 

membuat biodisel dari minyak jelatah


Anda sering menggunakan minyak goreng untuk memasak ?  Minyak goreng bekas atau minyak jelantah di rumah jangan dibuang, karena dapat di proses menjadi biodiesel.  Biodiesel ini merupakan bahan bakar alternatif yang didapat dari bahan nabati atau alami sehingga tidak berdampak buruk bagi lingkungan.   Berikut bahan dan peralatan yang dibutuhkan dan cara membuatnya :
Alat dan Bahan :
  1. Minyak Jelantah bekas menggoreng
  2. Methanol 99%
  3. Soda api (NaOH)
  4. Ember plastik
  5. Gelas ukur
  6. Panci
  7. Kompor
  8. Sarung tangan karet
  9. Timbangan
  10. Pompa udara akuarium
  11. Kain katun tipis untuk penyaring
  12. Selang.
Langkah-langkah Pengolahan :
  1. Bahan pelarut (metoxida) dibuat dengan mencampurkan 900 ml methanol dan 21 gram NaOH hingga larut selama 15 menit
  2. Campurkan metoxida ke dalam ember berisi 3 liter minyak jelantah dan aduk memakai sendok plastik selama 30 menit atau campuran sudah rata
  3. Biarkan 4-12 jam sampai terjadi pengendapan
  4. Pengendapan ditandai dengan dua lapisan berbeda warna dengan lapisan gelap berada di bawah yang disebut crude gliserin, sedangkan lapisan atas berwarna bening, crude BD
  5. Pisahkan crude biodisel dari crude gliserin lalu masukkan ke ember untuk dicuci dengan cara mencampurkan air bersih sebanyak dua liter.
  6. Pompakan udara melalui pompa udara akuarium dan biarkan beberapa saat sehingga muncul warna putih susu
  7. Pisahkan crude biodiesel yang berwarna kuning dengan air warnaputih melalui selang
  8. Biodiesel yang telah bening dimasukkan ke panci lalu panaskan hingga 100 derajat beberapa menit agar air dan sisa methanol menguap.
  9. Biodiesel yang telah dipanaskan dan didinginkan dapat langsung dipergunakan untuk mobil maupun mesin diesel industri.
Langkah-langkah pengolahan diatas dapat menggunakan peralatan seadanya yang ada di rumah, jika tidak ada dapat disubsitusi dengan peralatan yang sejenis. Pembuatan biodiesel sanagt mudah, sehingga dapat dilakukan juga dirumah. Selamat Mencoba!

Jumat, 07 September 2012

Tentang kemungkinan yang harus diceritakan.


Ijinkan aku sejenak bercerita tentang kemungkinan. Kemungkinan-kemungkinan yang mungkin kita satukan. Atau mungkin, kemungkinan yang memisahkan kita.
Kita mungkin akan menempuh perjalanan jauh, bersama melewati berbagai jalan yang sebelumnya tak pernah kita tempuh. Mungkin kita akan berhenti sejenak di tengah perjalanan. Mengistirahatkan kemungkinan-kemungkinan.
Mungkin kita akan memilih untuk berjalan sendiri, meneruskan perjalanan kemungkinan masing-masing. Dan pada akhirnya harus berpisah sebab kemungkinan kemungkinan mengharuskan berpisah.
Selalu ada kemungkinan, untuk kita rawat atau matikan.
Mungkin, teramat mungkin.
#percakapandiamdiam 


Sadar lah..

''akupun. kalau-kalau kau menunggu jika ada pesan dariku. entah itu rindu, entah itu tak tahu.''
 tenang. aku tidak bilang siapa-siapa kalau aku merindukanmu. apa kau juga begitu?
aku ingin kita tetap setenang dua orang asing, lalu mencuri pandang sementara berpura-pura menatap dinding
jika nanti aku mengirim pesan, ketahuilah aku merindumu. karena itu adalah kekalahan, dari aku yang menolak mengingatmu.
lalu, pada siapa kita menulis pesan? kepada Tuhan? atau pada dedaun jatuh yang merindukan hujan?
Ada saatnya cerita manusia harus disinambungkan ke dalam perjalanan riwayat yang serba diam … dalam keheningan yang sebenarnya serba kebak kepenuhan. 
akan ada waktu dimana kita sama-sama mengingat, dalam beberapa kenangan yang (mungkin) masih kita ingat, menerjemahkan nubuat dan melafalkannya selepas tahiyat. disaat itu, aku merindumu dengan teramat sangat, dalam air mata yang tak lagi pekat.
tuliskan sebuah kata, biar aku yang menemukan makna. biar aku yang melukiskan rasa apa-apa yang mesti kita lupa.
menatapmu kerinduan, yang Tuhan duakan dalam setiap pertemuan. kepergianmu adalah pesan, bahwa hanya aku yang kesepian.
maka biarlah perasaan menuntun kita pada kenyataan, bahwa aku mencintaimu dalam diam;

^^a
 
 
 
 
 
 
 
 

membuat biodisel dari minyak jelatah


Anda sering menggunakan minyak goreng untuk memasak ?  Minyak goreng bekas atau minyak jelantah di rumah jangan dibuang, karena dapat di proses menjadi biodiesel.  Biodiesel ini merupakan bahan bakar alternatif yang didapat dari bahan nabati atau alami sehingga tidak berdampak buruk bagi lingkungan.   Berikut bahan dan peralatan yang dibutuhkan dan cara membuatnya :
Alat dan Bahan :
  1. Minyak Jelantah bekas menggoreng
  2. Methanol 99%
  3. Soda api (NaOH)
  4. Ember plastik
  5. Gelas ukur
  6. Panci
  7. Kompor
  8. Sarung tangan karet
  9. Timbangan
  10. Pompa udara akuarium
  11. Kain katun tipis untuk penyaring
  12. Selang.
Langkah-langkah Pengolahan :
  1. Bahan pelarut (metoxida) dibuat dengan mencampurkan 900 ml methanol dan 21 gram NaOH hingga larut selama 15 menit
  2. Campurkan metoxida ke dalam ember berisi 3 liter minyak jelantah dan aduk memakai sendok plastik selama 30 menit atau campuran sudah rata
  3. Biarkan 4-12 jam sampai terjadi pengendapan
  4. Pengendapan ditandai dengan dua lapisan berbeda warna dengan lapisan gelap berada di bawah yang disebut crude gliserin, sedangkan lapisan atas berwarna bening, crude BD
  5. Pisahkan crude biodisel dari crude gliserin lalu masukkan ke ember untuk dicuci dengan cara mencampurkan air bersih sebanyak dua liter.
  6. Pompakan udara melalui pompa udara akuarium dan biarkan beberapa saat sehingga muncul warna putih susu
  7. Pisahkan crude biodiesel yang berwarna kuning dengan air warnaputih melalui selang
  8. Biodiesel yang telah bening dimasukkan ke panci lalu panaskan hingga 100 derajat beberapa menit agar air dan sisa methanol menguap.
  9. Biodiesel yang telah dipanaskan dan didinginkan dapat langsung dipergunakan untuk mobil maupun mesin diesel industri.
Langkah-langkah pengolahan diatas dapat menggunakan peralatan seadanya yang ada di rumah, jika tidak ada dapat disubsitusi dengan peralatan yang sejenis. Pembuatan biodiesel sanagt mudah, sehingga dapat dilakukan juga dirumah. Selamat Mencoba!