AWS (Automatic Weather Stations)




UNS.AGROTEKNOLOGI.2011.

Tinjauan Pustaka n Pembahasan
bismillah semoga berkah... :)
       AWS  (Automatic Weather Stations) merupakan suatu peralatan atau sistem terpadu yang di disain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi  dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan bagian-bagian lainnya. Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net radiometer. RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data logger dan backup power, yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer. Masing-masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED (Light Emiting Diode) Display, sehingga para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu  (present weather ) dengan mudah.                                                                                                BMG telah memasang beberapa peralatan AWS  baik yang terpasang secara terintegrasi (AWS wilayah Jabodetabek) maupun yang berdiri sendiri (tidak terintegrasi). Saat ini AWS yang terpasang di stasiun pengamatan BMG telah lebih dari 70 peralatan dengan berbagai merk (a.l. Cimel, Vaisala, Jinyang, RM Joung dsb), sehingga hal ini relatif cukup sulit jika kita akan melakukan pemeliharaan karena memerlukan beberapa orang yang menguasai peralatan masing-masing merk. Kondisi ini diharapkan tidak mejadi penghalang bagi teknisi BMG untuk menguasai teknologi AWS tersebut justru diharapkan menjadi tantangan untuk dihadapi.                 
     AWS (Monitoring Automatic Weather Station) Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan, curah hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin serta radiasi matahari setiap jam, menit maupun detik secara otomatis. Alat ini dibuat dengan sensor yang lengkap dan sebuah kotak akuisisi data yang berfungsi untuk penyimpan data disebut dengan logger. AWS ini umumnya dilengkapi  dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan bagian-bagian lainnya. Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net radiometer. RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data logger dan backup power, yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer. Masing-masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED (Light Emiting Diode) Display, sehingga para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu  (present weather ) dengan mudah (Rayana, 2009). 
     Tekanan dapat di amati dalam alat ini. Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya tiap 1 cmbidang mendatar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Satuannya: 1 atm = 76 cmHg = 760 mmHg. Tekanan 1 atm disebut sebagai tekanan normal. Tekanan udara ini bekerja ke segala jurusan dan tidak tetap. Jika berada di permukaan atas maka tekanannya semakin rendah. Hal ini disebabkan karena kerapatannya rendah dan kolom udara yang makin pendek. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah barometer. Barometer diletakan di dalam sangkar agar terhindar dari pengaruh luar. Semakin tinggi tempat, tekanan udara akan berkurang, sebagai ketentuan dapat dikemukakan bahwa setiap naik 300 m maka tekanan udara turun 1/30 x. Tekanan udara mengalir dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan lebih rendah. Penyebarannya bisa secara vertikal maupun horizontal (Buckman, 2010).
      AWS yang digunakan BPPT tersebar di beberapa kota di Indonesia dan umumnya berada pada lokasi yang sama dengan instrumen lainnya, misalnya CDR Serpong, XDR Padang dan WPR di kota Pontianak, Manado dan Biak. Instalasi AWS juga dilakukan pada beberapa institusi pemerintahan dan pendidikan, seperti Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Karawang dan Universitas Indonesia (Purnono, 2011).
     Curah hujan merupakan sumber mata air utama yang memasok air ke dalam tanah. Suhu dan kelembaban nisbi udara menentukan laju evapotranspirasi dari tanah. Maka imbangan antar curah hujan evapotranspirasi menentukan neraca keairan tanah, dan ini pada giliranya mengendalikan semua proses yang melibatkan air. Neraca keairan tanah berkaitan dengan musim. Dalam musim yang curah (CH) melampaui evapotranspirasi (ET), air dalam tubuh tanah bergerak ke bawah, menghasilkan perlokasi yang mengimbas alih tempat zat ke bagian bawah tubuh tanah dan pelindian zat ke luar tubuh tanah. Dalam musim yang Ch lebih rendah dari ET, gerakan air dalam tubuh tanah berbalik ke atas, yang mengimbas alih tempat zat ke bagian atas tubuh tanah dan pengayaan tubuh tanah dengan zat dari luar tubuh tanah (Handoko, 2005).                                                   Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Salah satu fungsi dari kelembaban udara adalah sebagai pelindung permukaan bumi dari radiasi matahari yang memiliki suhu tinggi, dan menjaga agar bumi dalam keadaan yang tidak terlalu kering karena mahluk hidup yang ada di bumi sangat membutuhkan air (Braian,  2009).                              Angin merupakan gerakan atau perpindahan dari suatu masssa udar dari satu tempat ke tempat lain secara horisontal. Yang dimaksud dengan massa udara yaitu udara dalam ukuran yang sangat besar yang mempunyai sifat fisik (temperatur dan kelembaban) yang seragam dalam arah yang horisontal. Stasiun cuaca otomatis (Automatic Weather Station / AWS) merupakan alat yang terdiri dari beberapa sensor terintegrasi yang digunakan untuk melakukan pengukuran tekanan udara, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, radiasi matahari, serta curah hujan yang di rekam secara otomatis (Teti, 2008).
    Secara luas meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari atmosfer yang menyangkut keadaan fisis dan dinamisnya serta interaksinya dengan permukaan bumi di bawahnya. Dalam pelaksanaan pengamatannya menggunakan hukum dan teknik matematik. Pengamatan cuaca atau pengukuran unsur cuaca dilakukan pada lokasi yang dinamakan stasiun cuaca atau yang lebih dikenal dengan stasiun meteorologi. Maksud dari stasiun meteorologi ini ialah menghasilkan serempak data meteorologis dan data biologis dan atau data-data yang lain yang dapat menyumbangkan hubungan antara cuaca dan pertumbuhan atau hidup tanaman dan hewan. Lokasi stasiun ini harus dapat mewakili keadaan pertanian dan keadaan alami daerah tempat stasiun itu berada. Informasi meteorogis yang secara rutin diamati antara lain ialah keadaan lapisan atmosfer yang paling bawah, suhu dan kelengasan tanah pada berbagai kedalaman, curah hujan, dan curahan lainnya, durasi penyinaran dan reaksi matahari.
    Stasiun cuaca otomatis (Automatic Weather Station / AWS) merupakan alat yang terdiri dari beberapa sensor terintegrasi yang digunakan untuk melakukan pengukuran tekanan udara, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, radiasi matahari, serta curah hujan yang di rekam secara otomatis. Pada proses pengamatan keadaan amosfer kita ini, digunakan beberapa alat. Sebelum ditemukan satelit meteorologi, satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai keadaan atmosfer adalah dengan memasukkan keadaan yang diamati pada stasiun cuaca di sekitar lingkungan. Pada pengamatan keadaan atmosfer kita di stasiun cuaca atau stasiun meteorologi digunakan beberapa alat yang mempunyai sifat-sifat yang hampir sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian di dalam laboratorium, misalnya bersifat peka dan teliti.

DAFTAR PUSTAKA  
Braian.  2009.  Asas-Asas Meteorologi Pertanian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Buckman. 2010. Pengenalan Alat-Alat. ITB. Bandung.
Handoko. 2005. Pokok-Pokok Klimatologi. Alumni Bandung. Bandung.                  
Purnono.2011 . Klimatologi Pertanian Dasar. IPB Press. Bogor.
Rayana. 2009. Fungsi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. 
Teti. 2008. Meteorologi Pertanian Indonesia. PT. Aksara. Jakarta.                                                  











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AWS (Automatic Weather Stations)




UNS.AGROTEKNOLOGI.2011.

Tinjauan Pustaka n Pembahasan
bismillah semoga berkah... :)
       AWS  (Automatic Weather Stations) merupakan suatu peralatan atau sistem terpadu yang di disain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi  dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan bagian-bagian lainnya. Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net radiometer. RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data logger dan backup power, yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer. Masing-masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED (Light Emiting Diode) Display, sehingga para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu  (present weather ) dengan mudah.                                                                                                BMG telah memasang beberapa peralatan AWS  baik yang terpasang secara terintegrasi (AWS wilayah Jabodetabek) maupun yang berdiri sendiri (tidak terintegrasi). Saat ini AWS yang terpasang di stasiun pengamatan BMG telah lebih dari 70 peralatan dengan berbagai merk (a.l. Cimel, Vaisala, Jinyang, RM Joung dsb), sehingga hal ini relatif cukup sulit jika kita akan melakukan pemeliharaan karena memerlukan beberapa orang yang menguasai peralatan masing-masing merk. Kondisi ini diharapkan tidak mejadi penghalang bagi teknisi BMG untuk menguasai teknologi AWS tersebut justru diharapkan menjadi tantangan untuk dihadapi.                 
     AWS (Monitoring Automatic Weather Station) Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan, curah hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin serta radiasi matahari setiap jam, menit maupun detik secara otomatis. Alat ini dibuat dengan sensor yang lengkap dan sebuah kotak akuisisi data yang berfungsi untuk penyimpan data disebut dengan logger. AWS ini umumnya dilengkapi  dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan bagian-bagian lainnya. Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net radiometer. RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data logger dan backup power, yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer. Masing-masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED (Light Emiting Diode) Display, sehingga para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu  (present weather ) dengan mudah (Rayana, 2009). 
     Tekanan dapat di amati dalam alat ini. Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya tiap 1 cmbidang mendatar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Satuannya: 1 atm = 76 cmHg = 760 mmHg. Tekanan 1 atm disebut sebagai tekanan normal. Tekanan udara ini bekerja ke segala jurusan dan tidak tetap. Jika berada di permukaan atas maka tekanannya semakin rendah. Hal ini disebabkan karena kerapatannya rendah dan kolom udara yang makin pendek. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah barometer. Barometer diletakan di dalam sangkar agar terhindar dari pengaruh luar. Semakin tinggi tempat, tekanan udara akan berkurang, sebagai ketentuan dapat dikemukakan bahwa setiap naik 300 m maka tekanan udara turun 1/30 x. Tekanan udara mengalir dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan lebih rendah. Penyebarannya bisa secara vertikal maupun horizontal (Buckman, 2010).
      AWS yang digunakan BPPT tersebar di beberapa kota di Indonesia dan umumnya berada pada lokasi yang sama dengan instrumen lainnya, misalnya CDR Serpong, XDR Padang dan WPR di kota Pontianak, Manado dan Biak. Instalasi AWS juga dilakukan pada beberapa institusi pemerintahan dan pendidikan, seperti Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Karawang dan Universitas Indonesia (Purnono, 2011).
     Curah hujan merupakan sumber mata air utama yang memasok air ke dalam tanah. Suhu dan kelembaban nisbi udara menentukan laju evapotranspirasi dari tanah. Maka imbangan antar curah hujan evapotranspirasi menentukan neraca keairan tanah, dan ini pada giliranya mengendalikan semua proses yang melibatkan air. Neraca keairan tanah berkaitan dengan musim. Dalam musim yang curah (CH) melampaui evapotranspirasi (ET), air dalam tubuh tanah bergerak ke bawah, menghasilkan perlokasi yang mengimbas alih tempat zat ke bagian bawah tubuh tanah dan pelindian zat ke luar tubuh tanah. Dalam musim yang Ch lebih rendah dari ET, gerakan air dalam tubuh tanah berbalik ke atas, yang mengimbas alih tempat zat ke bagian atas tubuh tanah dan pengayaan tubuh tanah dengan zat dari luar tubuh tanah (Handoko, 2005).                                                   Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Salah satu fungsi dari kelembaban udara adalah sebagai pelindung permukaan bumi dari radiasi matahari yang memiliki suhu tinggi, dan menjaga agar bumi dalam keadaan yang tidak terlalu kering karena mahluk hidup yang ada di bumi sangat membutuhkan air (Braian,  2009).                              Angin merupakan gerakan atau perpindahan dari suatu masssa udar dari satu tempat ke tempat lain secara horisontal. Yang dimaksud dengan massa udara yaitu udara dalam ukuran yang sangat besar yang mempunyai sifat fisik (temperatur dan kelembaban) yang seragam dalam arah yang horisontal. Stasiun cuaca otomatis (Automatic Weather Station / AWS) merupakan alat yang terdiri dari beberapa sensor terintegrasi yang digunakan untuk melakukan pengukuran tekanan udara, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, radiasi matahari, serta curah hujan yang di rekam secara otomatis (Teti, 2008).
    Secara luas meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari atmosfer yang menyangkut keadaan fisis dan dinamisnya serta interaksinya dengan permukaan bumi di bawahnya. Dalam pelaksanaan pengamatannya menggunakan hukum dan teknik matematik. Pengamatan cuaca atau pengukuran unsur cuaca dilakukan pada lokasi yang dinamakan stasiun cuaca atau yang lebih dikenal dengan stasiun meteorologi. Maksud dari stasiun meteorologi ini ialah menghasilkan serempak data meteorologis dan data biologis dan atau data-data yang lain yang dapat menyumbangkan hubungan antara cuaca dan pertumbuhan atau hidup tanaman dan hewan. Lokasi stasiun ini harus dapat mewakili keadaan pertanian dan keadaan alami daerah tempat stasiun itu berada. Informasi meteorogis yang secara rutin diamati antara lain ialah keadaan lapisan atmosfer yang paling bawah, suhu dan kelengasan tanah pada berbagai kedalaman, curah hujan, dan curahan lainnya, durasi penyinaran dan reaksi matahari.
    Stasiun cuaca otomatis (Automatic Weather Station / AWS) merupakan alat yang terdiri dari beberapa sensor terintegrasi yang digunakan untuk melakukan pengukuran tekanan udara, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, radiasi matahari, serta curah hujan yang di rekam secara otomatis. Pada proses pengamatan keadaan amosfer kita ini, digunakan beberapa alat. Sebelum ditemukan satelit meteorologi, satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai keadaan atmosfer adalah dengan memasukkan keadaan yang diamati pada stasiun cuaca di sekitar lingkungan. Pada pengamatan keadaan atmosfer kita di stasiun cuaca atau stasiun meteorologi digunakan beberapa alat yang mempunyai sifat-sifat yang hampir sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian di dalam laboratorium, misalnya bersifat peka dan teliti.

DAFTAR PUSTAKA  
Braian.  2009.  Asas-Asas Meteorologi Pertanian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Buckman. 2010. Pengenalan Alat-Alat. ITB. Bandung.
Handoko. 2005. Pokok-Pokok Klimatologi. Alumni Bandung. Bandung.                  
Purnono.2011 . Klimatologi Pertanian Dasar. IPB Press. Bogor.
Rayana. 2009. Fungsi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. 
Teti. 2008. Meteorologi Pertanian Indonesia. PT. Aksara. Jakarta.                                                  











Tidak ada komentar:

Posting Komentar