Jumat, 07 September 2012

Sadar lah..

''akupun. kalau-kalau kau menunggu jika ada pesan dariku. entah itu rindu, entah itu tak tahu.''
 tenang. aku tidak bilang siapa-siapa kalau aku merindukanmu. apa kau juga begitu?
aku ingin kita tetap setenang dua orang asing, lalu mencuri pandang sementara berpura-pura menatap dinding
jika nanti aku mengirim pesan, ketahuilah aku merindumu. karena itu adalah kekalahan, dari aku yang menolak mengingatmu.
lalu, pada siapa kita menulis pesan? kepada Tuhan? atau pada dedaun jatuh yang merindukan hujan?
Ada saatnya cerita manusia harus disinambungkan ke dalam perjalanan riwayat yang serba diam … dalam keheningan yang sebenarnya serba kebak kepenuhan. 
akan ada waktu dimana kita sama-sama mengingat, dalam beberapa kenangan yang (mungkin) masih kita ingat, menerjemahkan nubuat dan melafalkannya selepas tahiyat. disaat itu, aku merindumu dengan teramat sangat, dalam air mata yang tak lagi pekat.
tuliskan sebuah kata, biar aku yang menemukan makna. biar aku yang melukiskan rasa apa-apa yang mesti kita lupa.
menatapmu kerinduan, yang Tuhan duakan dalam setiap pertemuan. kepergianmu adalah pesan, bahwa hanya aku yang kesepian.
maka biarlah perasaan menuntun kita pada kenyataan, bahwa aku mencintaimu dalam diam;

^^a
 
 
 
 
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 07 September 2012

Sadar lah..

''akupun. kalau-kalau kau menunggu jika ada pesan dariku. entah itu rindu, entah itu tak tahu.''
 tenang. aku tidak bilang siapa-siapa kalau aku merindukanmu. apa kau juga begitu?
aku ingin kita tetap setenang dua orang asing, lalu mencuri pandang sementara berpura-pura menatap dinding
jika nanti aku mengirim pesan, ketahuilah aku merindumu. karena itu adalah kekalahan, dari aku yang menolak mengingatmu.
lalu, pada siapa kita menulis pesan? kepada Tuhan? atau pada dedaun jatuh yang merindukan hujan?
Ada saatnya cerita manusia harus disinambungkan ke dalam perjalanan riwayat yang serba diam … dalam keheningan yang sebenarnya serba kebak kepenuhan. 
akan ada waktu dimana kita sama-sama mengingat, dalam beberapa kenangan yang (mungkin) masih kita ingat, menerjemahkan nubuat dan melafalkannya selepas tahiyat. disaat itu, aku merindumu dengan teramat sangat, dalam air mata yang tak lagi pekat.
tuliskan sebuah kata, biar aku yang menemukan makna. biar aku yang melukiskan rasa apa-apa yang mesti kita lupa.
menatapmu kerinduan, yang Tuhan duakan dalam setiap pertemuan. kepergianmu adalah pesan, bahwa hanya aku yang kesepian.
maka biarlah perasaan menuntun kita pada kenyataan, bahwa aku mencintaimu dalam diam;

^^a
 
 
 
 
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar