Masalahnya, kamu tak menyadari
betapa dirimu begitu berarti baginya. Meski dia sangat ingin menyapamu, dia
menunggumu melakukan sedikit saja usaha untuk menunjukkan bahwa kamu sungguh
peduli tentang dirinya, dan dia sungguh berarti dalam hidupmu.
Dia ingin menjadi seseorang
yang mampu membuatmu tersenyum. Dia ingin menjadi salah satu yang akan kamu
berbagi cerita ketika tak seorangpun ingin mendengarkan. Dia ingin menjadi
seseorang yang mampu menyemangatimu untuk terus bertahan ketika kamu merasa tak
ada lagi alasan untuk terus berjuang. Dia ingin menunjukkan bahwa apa yang dia
rasakan adalah sesuatu yang “Nyata”. Dia bersedia melakukan apa saja hanya
untuk kamu tahu bahwa dia peduli padamu dan ingin menjadi milikmu.
Tapi dari semua inginnya itu,
dia ingin tahu apakah kamu bersedia melakukan hal yang sama untuknya, bahwa dia
adalah seseorang yang penting bagimu, bahwa tak peduli betapa buruk hal yang
menghampiri, kamu tak akan pernah pergi darinya, kamu akan selalu mencoba untuk
menunjukkan bahwa dia pantas kamu perjuangkan.
Dia yang akhirnya mempercayaimu
dengan membuka hatinya untukmu, bahkan dengan menyadari dia telah memberimu
kekuatan yang mampu membuatnya terluka kapanpun kamu mau, namun dia tak peduli
akan hal itu karena dia percaya kamu takkan melakukan hal itu, karena dia
percaya hanya kamu yang pantas mendapatkan hatinya.
So,
jangan pernah manfaatkan itu, dia hanya ingin
menjadi “The Only One” di “Hatimu”.