Bagi saya Dee berhasil membuat kita ikut tumbuh bersama Kugy. Ada beberapa bagian yang membuat saya tercenung sejenak dan melipatnya untuk memberi tanda. Agar nanti saya tidak akan kesulitan menemukannya jika saya ingin membaca lagi. Antara lain:
Ketika Pak wayan berkata kepada Lena, Ibu Keenan,
“Hati kamu mungkin memilihku, seperti juga hatiku selalu memilihmu. Tapi hati bisa bertumbuh dan bertahan dengan pilihan lain. Kadang, begitu saja sudah cukup. Sekarang akupun merasa cukup.”
Walaupun setiap orang bisa mencintai dan bertahan dengan pilihannya, namun tidak semua orang juga bisa tetap mencintai dan sekaligus dapat melepaskan pilihannya. Perasaan yang semacam itu sudah sangat jauh melampaui kata-kata aku-cinta-kamu-selamanya yang tidak pernah bisa saya percaya sampai sekarang. Ah saya merasa tidak pantas membicarakan cinta, rasanya terlalu berat.
Dan perkataan Luhde saat akan melepaskan Keenan,
“Saya belajar dari kisah hidup seseorang. Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih. Jadi kalau Keenan bilang Keenan telah memilih saya, selamanya Keenan tidak akan pernah tulus mencintai saya. Karena hati tidak perlu memilih. Ia selalu tahu kemana harus berlabuh.”
Kali ini saya tidak sepenuhnya setuju. Bagi saya semua tindakan manusia adalah pilihan. Apapun alasannya, disadari atau tidak, diketahui ataupun tidak. Selalu ada alasan dibalik semua tingkah laku manusia. Tidak terkecuali hati. Bagian yang dianggap paling sakral dalam urusan emosi.
Karena hidup adalah Realitas. Bukanlah Perahu Kertas