Beberapa orang menunggu, dan beberapa orang lainnya tak tahu sedang ditunggu.
Lalu, salahkah jika ia terus berjalan ke depan? Semakin jauh.
Orang yang jatuh cinta namun hanya menunggu itu lebih sia-sia dari menggarami laut. Jangan salahkan orang yang ditunggu jika mengungkapkan perasaan saja tak mampu.
Kebesaran cinta tak bisa diukur dengan seberapa lama menunggu, tetapi seberapa berani mengunkapkannya dengan tulus dan cara yang indah.
Cinta yang utuh tidak layak menunggu terlalu lama, karena seiring berjalannya waktu, hati itu akan habis dimakan sendiri.
Mencinta diam-diam adalah hal paling egois di dunia. Tak ada yang lebih egois dari seseorang yang memenjarakan hatinya sendiri. Begitu besar egonya menahan rasa cinta yang ingin menyeruak ke luar terbang bebas ke hati yang ingin disinggahinya.
“Aku takut hatinya enggan menampungku”
Itu hanya alasan yang diada-ada sebuah sangkar hati yang egois. Hati sudah terlalu kenyang dengan alasan aku tak pantas untuk dia, aku bukan siapa-siapa baginya, dia tak menginginkanku dan alasan egois lainnya.
Jangan kekang cinta. Bebaskan, terbangkan, maka ia akan kembali dengan sangkar barunya yang indah, untukmu. Layaknya burung camar terbang mengarungi sore yang indah di pesisir pantai.
Namun berbicara ( dalam konteks ini menulis) selalu lebih mudah dibanding melakukan..