Aku benci mengucap “selamat
jalan”. Seperti melemparkan begitu saja kenangan demi kenangan.
Melambaikan tangan padamu tak
pernah terasa madu. Layaknya menghunuskan pedang rindu, kemudian malah dihunjam
detik sendu.
Urusan merelakan selalu
pelik. Seperti menarik keluar hati, kemudian mengirisnya dengan sebilah belati.
Perpisahan bukan hanya
perihal membukukan mesin waktu. Namun malah mengaktifkan bom waktu. Hingga
semua meledak dalam ribang yang agung. Tak pernah aku rasakan damba yang
sebegininya. Selain sejak ditinggal kamu, sesaat setelah lengkung senyummu
lenyap ditelan cahaya berkecepatan tinggi. Bergerak menjauh. Semua hanya
mendekatkan aku, pada kesepian.
Selalu memejamkan mata, masih
mencoba menyeman sunyi, yang hadir malah bayangmu. Lagi. Aku hembuskan percik
kenangan di membran kepala, kemudian menyundut api kesendirian. Lalu aku
terbakar di dalamnya. Bersama kamu. Kenangan kita.
Dear bapak dan ibu, betapa aku ingin sukses demi senyum di wajah kalian #fromalittlegirlstoparents.. :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar